Sekitar 3 bulan pertama pandemi, terasa banget stressful-nya. Selain karena tidak ada lagi hiburan di luar rumah yang aku sukai (seperti staycation) atau ketemu teman-teman kerja untuk saling curhat, tapi juga melihat situasi yang makin nggak kondusif. Angka penderita yang terus naik dan isu PHK sana-sini. Duh!
Ujungnya? Stress pastinya. Lalu melampiaskannya pada makanan. Ngemil junk food terus-menerus dengan alasan “Karena stress jadi pengen makan enak pokoknya!” Lalu, sering ngomel-ngomel, terutama sama suami karena paling sering ketemu. Suami gerak dikit aja sensi deh rasanya. Badan malah jadi makin capek padahal di rumah aja? Tentu π

Pertama Kali Mengenal Meditasi
Hingga akhirnya aku diperkenalkan dengan meditasi. Berawal dari seorang teman yang share di Instagram Story tentang meditasi bersama yang dibawakan oleh @pishiyoga. Mulai malam itu aku mencoba dan ternyata ini sangat menenangkan jiwa Virgo-ku yang nggak bisa banget kalau rencananya berantakan.
Awalnya agak bingung, karena meditasi ini seperti cuma duduk diam aja dan mengosongkan pikiran alias bengong. Ternyata nggak gitu.
Selama meditasi, rasanya seperti dilatih untuk berfokus pada diri sendiri. Ketika ada kebingungan, maka mencari jawbaannya pada diri sendiri juga. Kemudian memberi afirmasi positif supaya pikiran jadi lebih positif. Kurang lebih begitu.
Belajar Mindfulness Lewat Meditasi
Singkat cerita, sejak saat itu aku mulai rutin belajar meditasi melalui Peace Sea Podcast di Spotify, masih dibawakan oleh @pishiyoga. Secocok itu!
Salah satu topik yang paling berhasil ‘ngena’ banget adalah Mindfulness, kalau dalam bahasa Indonesia disebut “Kesadaran penuh”. Tentang rasa syukur dan bahagia atas apa yang terjadi saat ini. Nggak ditakut-takuti oleh masa lalu atau pun rasa khawatir atas masa depan yang nggak pasti (apalagi karena pandemi ini).
Ketika bermeditasi, belajar mindfulness ini dengan:
β¨ Fokus mendengarkan – Aku mendengar suara angin mengenai daun-daun, suara air kolam tetangga yang menyejukkan, dan samar-samar suara burung
β¨ Fokus merasakan – Semilir angin yang mengenai wajah, anak rambut yang bikin leher geli
β¨ Fokus mencium wangi – Terasa banget ibu lagi masak kentang balado, enak wanginya!
Sebenarnya bisa fokus melihat atau mengecap rasa juga, tapi karena memejamkan mata, jadi nggak terlalu bisa melihat, dan habis sikat gigi, jadi di mulut nggak ada rasa apa-apa. Mungkin masih harus berlatih~

Dengan berfokus dengan yang aku rasakan saat itu, aku merasa lebih bersyukur. Hal-hal yang selama ini aku anggap remeh, take it for granted, dan lalu begitu aja, ternyata sebenarnya adalah hal-hal yang bikin aku damai dan bahagia.
Mindfulness Dalam Kehidupan Sehari-hari
Lalu? Apakah mindfulness ini terbatas selama meditasi aja? Jawabannya nggak dong, beb. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu bisa dipraktekan juga.
Yang sama adalah caranya, yaitu fokus dengan apa yang dijalani dan dirasakan saat ini. Setelah dirasakan, maka otomatis akan merasa bersyukur. I managed to celebrate small things in my life π₯°
Kurang lebih, contohnya adalah seperti ini:
πΆπ»ββοΈ Saat jalan pagi: Aku sangat bersyukur atas kesehatan yang aku dapat, sehingga aku bisa jalan pagi dan merasakan segarnya udara.
π΄ Saat makan: Pelan-pelan mengunyah agar bisa menikmati setiap rasa dari makanan yang aku santap. Rasa gurih, manis yang memanjakan lidah dan memberikanku tenaga untuk beraktivitas.
π©π»βπ» Saat lembur: Alhamdulillah, laptop-ku masih bisa bekerja optimal dan mendukung pekerjaanku walau sampai malam gini. Alhamdulillah juga, pekerjaan yang aku jalani bisa bantu banyak orang dan bisa bantu aku menafkahi keluarga.
π Sebelum tidur: Bersyukur banget karena hari ini berjalan baik sehingga aku bisa tidur nyaman. Bahagia bisa quality time sama suami, ngobrol ngalor ngidul sampai ketiduran

Selamat mencoba menjalankan mindfulness, semoga bisa membuat hidup kalian juga menjadi lebih baik. Aamiin β€οΈ
——————————————————————————-
Let’s connect! I don’t bite π
Facebook | Twitter | Instagram
***
Leave a Reply