Blog Kuliner & Perjalanan Marga

1 Bulan Tanpa Es Kopi Susu, Apa yang Lalu Terjadi?

Hello!

Sebenarnya, aku jarang banget makan di restoran yang mahal. Anaknya rumahan banget, lebih suka bawa bekal dari rumah, atau makan di rumah aja sekalian. Bahannya belanja di Pasar Segar Bintaro sewaktu weekend. Yang pilih-pilih sayuran atau daging biasanya ibu sih, aku bagian bawain belanjaan aja. Sesekali ikutan nyimak juga biar bisa belanja sendiri nanti.

Terus, jajan apa yang bikin keluar banyak uang? Jawabannya adalah es kopi susu! Apalagi, tahun 2018 kemarin lagi ngehietz banget kopi susu ada di mana-mana.

Perjalanan Ngopi di Tahun 2018

Separuh awal di 2018, lokasi kantorku di daerah Sudirman. Naik kereta sampai Palmerah, lalu lanjut busway sampai halte Karet.

Kopi Kenangan

Di dekat halte Karet ini ada Kopi Kenangan. Wuidih, karena antriannya rame jadi penasaran. Taunya enak. Murah lagi (kalau dibandingkan dengan satu-satunya coffee shop di daerah situ, Starbucks). Jadilah beberapa hari sekali minum Kopi Kenangan setelah turun busway. Ngeluarin uang dikit-dikit tapi sering.

Nggak berapa lama setelah itu, Family Mart buka di gedung sebelah. Kopinya beneran endolita barbara, ceu! Harganya lebih murah pula! Jajan kopi semakin menjadi-jadi~

Begitu pula setelah pindah kantor di bulan Agustus 2018 ke daerah Pasaraya Blok M. Tiap pagi pasti ada aja yang open PO kopi Family Mart. Tapi, setelah Family Mart buka di lantai bawah gedung Sentraya (dulu cuma ada di Blok M Square), jajan kopi jadi semakin sering. Kalau lagi males ke Family Mart atau mau kopi susu yang lain, jajan kopi kemasan di supermarket. Alhasil duit jajan makin jebol.

Mengapa Ngurangin Kopi di 2019?

Resolusiku di tahun 2019 ini sebenarnya cukup umum, yaitu hidup lebih sehat dan mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang sebenarnya nggak terlalu dibutuhkan. Setelah cek dan ricek pengeluaran di tahun 2018 kemarin, ternyata paling banyak adalah di sektor jajan, khususnya es kopi susu.

JENG JENG JENG.

Kopi Fi:Ka dari Sour Sally Group

Demi resolusi yang bisa tercapai, beberapa sektor pengeluaran aku potong di tahun 2019 ini, antara lain budget untuk “Pengeluaran Tidak Berfaedah” dan “Jajan Kopi Susu”. Iya, aku punya budget sendiri untuk pengeluaran yang sebenarnya tidak berfaedah dan tidak dibutuhkan setiap bulannya. Hahaha!

Terakhir minum kopi susu tuh tanggal 4 Januari 2019 di Kopi Armor, Bandung. Karena cuaca lagi sejuk-sejuknya, buat ngopi sambil ngemil cireng tuh enak pisan!!

Blog ini ditulis pada 7 Februari 2019. Udah sebulan lebih hidup tanpa kopi susu. Lalu, apa bedanya dengan saat masih rutin jajan kopi susu?

1 Bulan Tanpa Es Kopi Susu

Kopi Susu Ketimuran

Ekspektasi awal, tanpa minum kopi susu, kerja jadi nggak produktif atau gimana gitu. Ternyata nggak juga sih. Jadi, kurang lebih ketika tanpa kopi susu, ini yang terjadi:

1. Jadi Lebih Banyak Minum Air Putih

Kurangi kopi susu, perbanyak air putih! Simply karena air putih sebenarnya adalah minuman kesukaanku, hahaha. Apalagi, kalau di kantor free refill-nya air putih, jadi bisa minum sampai kembung. Efeknya terasa banget, badan jadi lebih enak! Kulit jadi lebih bersih dan jarang sembelit. Hahaha.

Selain air putih, yang aku minum juga air lemon di pagi dan malam hari. Fungsinya buat detoks saluran pencernaan, sebelum dan setelah diisi makanan. Biar praktis, aku biasanya pakai 2 sdm Lemona dicampur air putih 1 gelas. Bisa dibeli di Tokopedia, Bukalapak, atau Shopee. Ada banyak yang jual.

2. Nggak Sakit Perut!

Aku salah satu orang yang “beruntung”, tiap habis minum kopi pasti perut krucuk-krucuk dan mules. Selama ini, kupikir kopi adalah cara yang tepat buat ngatasin susah buang air besarku. Walau harus menderita dulu. Hahaha. Tentu, ini nggak berlaku buat semua orang. Banyak kok temanku yang rutin minum kopi tapi baik-baik aja perutnya.

Sebulan ini, demi melancarkan pencernaan aku jadi lebih banyak makan buah atau sayur. Mulai dari bayam, wortel, sampai pepaya, sikat semua! Ternyata lancar buang air besar tanpa kopi lebih nyaman~

3. Hemat Uang Jajan Ratusan Ribu dalam Sebulan

Kalau setiap es kopi susu harganya sekitar Rp15.000 dan seminggu aku minum 3 kali. Berarti sebulan aku akan mengeluarkan uang Rp15.000 x 3 x 4 = Rp180.000. Lumayan, uang sebesar ini bisa aku alokasikan buat kebutuhan lainnya.

Gantinya pakai air putih. Kayak yang aku sebutin di atas, air putih di kantorku free refill~

Es kopi susu dari Ke Kope, pesan via GO-FOOD

4. Mengurangi Sampah Plastik

Jajan kopi susu kalau take-away biasanya kita bakal dikasih kemasan gelas plastik. Lengkap sama sedotannya. Padahal, material plastik ini bakal lamaaaa banget terurai. Akhirnya sampah-sampah ini malah jadi merusak lingkungan.

Ada rasa kepuasan tersendiri kita bisa tidak ikut berkontribusi dalam merusak bumi. Mungkin next time nanti kalau mau jajan es kopi susu lagi, bakal bawa tumbler dan sedotan sendiri.

5. Good Bye Maag~

Pernah suatu hari aku minum kopi dan tiba-tiba perutku sakitnya kayak ditusuk-tusuk. Kopi ini memang memiliki kandungan kafein yang bisa meningkatkan produksi asam dan menyebabkan peradangan pada lambung. Inilah yang bikin jadi maag.

Dulu sih di rumah aku selalu siap sedia Promag di rumah, jaga-jaga kalao maag kambuh. Tapi sebulan ini udah nggak pernah lagi. Hehehe~

BACA JUGA: Kenali Solusi Sakit Maag Ini untuk Pecinta Kopi yang Sibuk

Kopi Cuan

So far, aku baik-baik saja tanpa es kopi susu. Belum tau kapan rencana balik ngopi lagi. Karena ternyata aku merasa cukup nyaman.

Ada yang lagi berusaha ngurangin kopi juga? Share pengalamannya dong!

——————————————————————————–
Let’s connect! 
I don’t bite 😀
Facebook | Twitter | Instagram

***
Thank you for reading,
See you on the next post!