Blog Kuliner & Perjalanan Marga

Menjaga Kewarasan & Kesehatan Mental Selagi di Rumah

Belakangan ini rasanya agak jarang menulis di blog ini. Jujur, kondisi yang tak menentu di tahun 2020 ini benar-benar menyita pikiranku. Di dua bulan pertama 2020, perasaan udah mulai campur aduk. Nggak jarang bisa nangis sampai sesengukan. Nafsu menulis pun perlahan menghilang. Padahal, biasanya menulis lah yang menjaga kesehatan mental buat aku.

Minum teh hangat dulu biar tenang~

Masuk bulan ketiga, dikejutkan dengan berita pandemi. Di akhir bulan, kantor mulai menginisiasi WFH (Work From Home), yang masih berlangsung hingga kini.

Kerja dari rumah sebenernya bikin aku lebih fokus. Bahkan, bisa selesai lebih cepat rasanya. Sampai ada waktu buat sore-sore baca berita atau update-an yang berseliweran di timeline sosial media.

Menjaga Kewarasan & Kesehatan Mental Selagi di Rumah

Little did I know, kadang terlalu banyak baca berita itu bikin kewarasan tergoncang. Yaa, tahu banyak informasi emang bagus, tapi kalau terlalu banyak rasanya malah bikin cemas. Apalagi belakangan beritanya kebanyakan negatif. Tambahan lagi, update-an teman-teman yang asumsinya bikin makin cemas. Bikin tidur pun jadi nggak tenang 😒

Perlahan tapi pasti, aku akhirnya mulai keluar dari zona toxic ini. Mungkin ada juga yang sedang merasakan hal serupa, ini adalah beberapa hal yang aku rasa efektif dan bisa dilakukan supaya kewarasan dan kesehatan mental tetap terjaga di kondisi seperti sekarang.

1. Cari Kegiatan Lain Sesuai Minat

Bukan sekedar mengerjakan pekerjaan kantor yang rutin gitu-gitu aja, coba deh cari hobi baru atau kegiatan lain yang disuka.

Dalam hal ini, aku mulai belajar masak. Mumpung di rumah juga, jadi lebih ada waktu buat main ke dapur. Mulai dari donat, gyoza, sampai fluffy omelette ala Jepang, semua dijajal. Nggak semuanya berhasil, ada gagalnya juga. Hahaha.

2. Hindari Sosial Media

Cara ini banyak dipakai sama orang-orang, biar nggak terpapar toxic-nya sosial media, maka hindari aja sosial medianya itu. Cuma dalam persoalanku, ini nggak bisa. Kerjaan kantorku sehari-hari ya buka sosial media πŸ˜‚

Maka dari itu, aku unfollow atau mute beberapa akun yang terasa toxic. Misalnya terlalu sering share berita yang bikin cemas, atau hoax. Nggak apa-apa, sosial mediamu adalah hakmu. Filter aja timeline sesuai dengan preferensimu sendiri. Ingat, kesehatan mental di atas segalanya.

3. Tetap Silaturahmi Online dengan Inner Circle

Dulu suka mikir kalau ngobrol ngalor-ngidul itu buang-buang waktu, mending istirahat, endebre-endebre. Setelah dirasa sekarang, I took things for granted. Too much…

Yang paling dikangenin ya main sama temen-temen ternyata

Karena nggak ketemu fisik, sosialisasi cuma bisa sebatas chat atau video call. Dua hari sekali nanya kabar, update kehidupan masing-masing. Pas bulan Ramadan, aku salah satu yang ikutan tren kirim-kirim makanan atau kado untuk beberapa teman dekat. Ternyata menyenangkan juga, kayak ngasih kado pas ulang tahun.

4. Belajar Meditasi

Break 30 menit – 1 jam buat meditasi sehari-hari ternyata penting juga. Buat aku, meditasi ini kayak kesempatan aku tarik nafas dalam-dalam, meluapkan emosi dalam pikiran, lalu memikirkan hal-hal baik, biar pikiran jadi positif. Cukup banyak manfaatnya untuk kesehatan mental, yaitu jiwa yang lebih tenang dan bahagia.

Masih belajar pelan-pelan. Kalau mau ikutan belajar meditasi, bisa cek IG @pishiyoga.

5. Olahraga Tipis-tipis

Sebelum masa WFH ini, aku rutin ambil kelas via Class Pass. Sekarang karena terbatas ruang gerak, olahraga cuma bisa di rumah aja. Ngikutin live Instagram @soulboxjkt, @hustlehouse, atau @breathejakarta. Kalau cari gerakan di YouTube, bisa cek video-videonya Yulia Baltschun atau Pop Sugar Fitness.

Alhamdulillah, dari kantor juga provide olahraga virtual tiap hari selama weekday via Zoom. Mulai dari yoga, pilates, sampai body combat.

Kadang juga main badminton pagi-pagi sama suami. Lumayan sekalian berjemur bareng, dapat ekstra vitamin D 🌞

6. Cari Bantuan, Jika Diperlukan

Berhubung sekarang lagi gencar-gencarnya serba online, sebenarnya konsultasi ke psikolog pun bisa melalui aplikasi kok. Kalau andalanku, pakai Halodoc. Udah install lumayan lama, tapi baru berasa banget kepakainya ya sekarang ini.

Chat dengan dokter di Halodoc

Kalau chat sama dokter dan dikasih resep, bisa langsung check out dan obat diantar langsung ke rumah pakai Gojek. Sepraktis itu.

Bonus buatku adalah Halodoc ini bisa dihubungkan ke asuransi, bisa chat dokter dan nebus obat gratis deh. Hehehe.

Di sini ada banyak psikolog, jangan ragu untuk cari bantuan jika sudah merasa membutuhkan. Ingat, kesehatan mental masing-masing adalah yang utama!

7. Pasang Aroma Therapy di Kamar

Dulu aku meremehkan aroma therapy. Cuma sebatas wangi-wangian aja. Nggak bakal butuh deh pokoknya!

Setelah merasa susah tidur selama di rumah aja beberapa bulan, banyak yang menyarankan buat coba pakai aroma difusser. Harganya nggak terlalu mahal ternyata, buat mesinnya bisa dapat harga Rp200.000-an, udah dapat yang bagus.

Essential oil favorit yang bikin tidur nyenyak | Gambar: IG @cahayanaturals

Essential oil-nya bisa beli produk lokal yang nggak terlalu mahal. Pakainya cuma 1-2 tetes aja, jadi cukup hemat. Sejauh ini favoritku adalah Deep Sleep dari Cahaya Naturals buat bikin tidur jadi nyenyak dan Eucalyptus dari Utama Spice buat bikin nafas jadi ringan. Biasanya aku pasang malam-malam saat mau tidur.


Untuk semua yang merasa struggling di masa pandemi ini, mari bergandengan tangan! In shaa Allah semua bisa lekas berlalu, dan kita dikuatkan untuk tetap berjuang setiap hari.

Kalau ada tips-tips lain buat menjaga kewarasan dan kesehatan mental, boleh sharing juga ya!